Cara lelaki memandang perempuan yang dicintai berbeda dengan tatapan perempuan kepada sang lelaki. Lelaki memandangnya sebagai barang istimewa yang ia miliki, dan orang lain tak berhak memperoleh dengan cara apapun juga. Lelaki beranggapan, kewajibannyalah untuk mengistimewakan wanita dengan segala kelebihan dan sifat-sifatnya.
Kecantikan seseorang wanita yang menjadi kekasihnya, tak boleh dilihat oleh orang lain, kemerduan suaranya tak boleh didengar oleh telinga orang lain, pengaruh kecantikannya tak boleh dirasakan oleh jiwa orang lain.
Lelaki akan cemburu jika ada orang lain melirik, memberi pujian, senyuman dan kekaguman terhadap kekasihnya. Ia berfikir, orang ynag memandang, menghormati dan berbicara tentang keelokan, kemolekan dan keindahan tubuh pujaan hatinya, adalah sekelompok orang yang melanggar hukum dan melakukan pencurian. Seakan mereka telah mencuri harta miliknya dari lemari, atau mencuri satu dari permata-permata yang ia miliki, dengan melanggar hak.
Sehingga laki-laki akan merasa sedih dan gusar seperti yang dirasakan oleh jiwa kikir yang tolol jika melihat binatang peliharaannya berlari dari terik matahari ke tembok rumahnya untuk bernaung di bawah bayangannya sesaat, meskipun hal itu tidak menyebabkan kerugian apapun baginya. Mungkin juga merupakan hal yang sangat disukai dan disenanginya bila melihat orang-orang sepakat memburukkan, mencela, dan mensifatkan kekasihnya dengan sifat-sifat yang paling buruk, menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang-orang yang lewat, sehingga kecantikannya menjadi suatu rahasia dari rahasia-rahasia yang tersimpan yang tak dapat dilihat oleh mata kecuali matanya dan tak sampai ke lubuk jiwa kecuali jiwanya sendiri.
Sedangkan perempuan memandang lelaki yang dicintainya seperti melihat perhiasan yang dipakainya, yang menjadi kebanggaan dan menentukan kedudukannya di depan teman-teman serta perempuan-perempuan sesamanya. Tidak ada yang menyenangkan hatinya selain mendengarkan perkataan perempuan lain bahwa kekasihnya adalah lelaki yang tampan.
Perempuan mencintai lelaki dengan rasa bangga dan sombong lebih banyak dari pada ia mencintainya karena kenikmatan dan syahwatnya. Ia memandang bahwa kekaguman terhadap lelaki idaman, terpikatnya perempuan-perempuan oleh kegantengan dan ketampanannya merupakan pengakuan mereka atas kebaikan nasibnya, kelengkapan kebahagiaan dan kesenangannya. Inilah yang terpenting dalam hidupnya.
dipetik dari Magdalena ( Di Bawah Pohon Tilia ) karya Mustafa Lutfi Al Manfaluthi dengan judul asli Al Majdulin
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Silakan tinggalkan pesan di sini.